Mengungkap Rahasia Waktu Kedatangan Al-Masih Yang Dijanjikan di Akhir Zaman




Oleh: Mln. Farid Ridwan (Mubaligh Lokal JAI Mook Manaar Bulatn, KalTim 1)

Ada beberapa ayat suci Al-Quran yang mengisyarahkan kapan Al-Masih yang dijanjikan bagi umat Islam akan muncul. Allah Ta’ala berfirman pada Surah Al-Syams ayat 1-2:

وَالشَّمْسِ وَ ضُحَاهَا وَ الْقَمَرِ اِذَا تَلَاهَا
Artinya: “Demi matahari dan sinarnya dipagi hari. (dan) Demi bulan apabila mengiringinya.”

Matahari adalah pusat dari sistem tata surya kita. Matahari mampu mengeluarkan cahayanya sendiri, ia tidak memantulkan cahaya dari benda angkasa lainnya sedangkan planet-planet mengikutinya. Sedangkan bulan selalu memutari bumi dan bumi selalu mengikuti matahari. Bulan tidak mampu menciptakan cahayanya sendiri. Apa yang ia lakukan adalah memantulkan cahaya yang ia terima dari matahari ke atas bumi.

Dalam tafsir kabir Hd. Muslih Mau’ud ra bersabda bahwa matahari adalah Nabi Muhammad saw sebagai matahari rohani yang bersinar terang benderang. Kemudian, Al-Masih yang Dijanjikan digambarkan akan turun di akhir zaman sebagai bulan yang “mengiringi” matahari. Allah bersumpah demi matahari dan sinarnya di pagi hari yakni beliau saw. membawa syariat bagai sinar matahari, sedangkan rembulan yang mengiringinya. Hal ini menunjukan bahwa bulan mengikuti matahari dan tidak mampu bersinar tanpa memantulkan sinar dari matahari. Itulah mengapa, Al-Masih pasti tidak akan membawa syariat baru dan mesti mengikuti, memantulkan dan mengiringi syariat Nabi Muhammad saw.. Dari ayat ini kita tarik kesimpulan bahwa Nabi Muhammad saw. adalah matahari dan Al-Masih yang beliau janjikan adalah rembulan.

Lebih lanjut Hd. Muslih Mau’ud ra menjelaskan dalam tafsir kabir bahwa kehidupan dunia baik tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia semuanya tergantung dengan adanya sinar matahari dan bulan. Bila tidak ada cahaya keduanya maka kehidupan dunia akan mengalami kematian di mana tumbuh-tumbuhan tidak bisa berfotosintesis lagi, buah-buahan tidak akan matang dan lain-lain. Demikian juga pada kehidupan rohani, tanpa adanya matahari dan bulan rohani maka kehidupan rohani kita akan mengalami kematian. Rohani kita akan mati bila tidak diutusnya Hd. Rasulullah saw  dan Hd. Masih Mau’ud as.

Kita ketahui bahwa rembulan mencapai puncaknya yakni purnama pada malam ke-14 di tiap bulan pada kalender Hijriah. Bulan pada malam ke-14 disebut “Badar” dalam bahasa Arab dan Urdu. Hal ini mengisyarahkan bahwa rembulan yang mampu memantulkan sinar matahari secara sempurna terjadi pada malam ke-14 artinya seseorang yang mampu memantulkan cahaya Rasulullah saw dengan sempurna akan sangat terkait dengan angka 14.

Pertanyaannya apakah malam ke-14? tahun ke-14? dekade ke-14 atau abad ke-14 setelah kewafatan Hd. Rasulullah saw? Dalam hadits, Rasulullah menyampaikan bahwa Mujadid* akan datang pada setiap permulaan abad. Oleh karena itu sangat logis bila sosok Mujadid akbar yakni Al-Masih sebagai bulan yang mampu memantulkan sinar matahari Rasulullah saw secara sempurna pasti muncul pada abad ke-14 Hijriah sebagaimana hukum alam berlaku pada bulan jasmani.

Kemudian ada pertanyaan “Ayat Al-Quran yang mana yang menyinggung abad ke-14 sebagai bukti argumentasi dan tafsir diatas” ? Baiklah, coba kita perhatikan surat Ali Imran ayat 123 berikut ini,

وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ اللهُ بِبَدْرٍ وَ اَنْتُمْ اَذِلَّةٌ
Artinya: “Dan Sungguh, Allah telah menolong kamu pada “Badar” padahal kamu dalam keadaan lemah.”

Makna ayat diatas sebenarnya jauh lebih luas dari sekedar menolong pada perang Badar. Bila Badar dalam arti bulan malam ke-14 yang kita gunakan sebagai tafsir lain selain perang Badar, maka kita dapati bahwa pertolongan Allah yang agung lagi dahsyat akan turun kepada umat muslim pada abad ke-14 dengan diutusnya Al-Masih yang Dijanjikan.

Adakah pertolongan yang lebih besar dari pada diutusnya seorang utusan Tuhan saat kita lemah dan hina secara rohani? jelas tidak ada. Maka, ayat ini telah sempurna dengan diutusnya Hd. Masih Mau’ud as pada abad ke-14 sebagai abad Badar. Hal ini disampaikan oleh Hd. Masih Mau’ud as pada makalah beliau berjudul alaamatul muqorrobin. Itulah mengapa, Nabi Isa ibnu Maryamas muncul 14 abad setelah kewafatan Nabi Musaas yang menyampaikan Taurat sebagai rujukan hukum syariat masa itu. Maka, Al-Masih Muhammadi yang dijanjikan untuk umat muslim pun harus muncul pada abad ke-14 setelah kewafatan Hd. Rasulullah saw sebagai permisalan Al-Masih Musawi.

Bila kita perhatikan janji Allah Ta’ala tentang berdirinya lembaga Khilafat dalam umat Muslim pada Al-Nur: 55

وَعَدَ اللهُ الَّذِيْنَ اَمَنُوْا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى الْاَرْضِ
 “Allah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka Khalifah dimuka bumi”.

Lafadz لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ berasal dari kata istakhlafa-yastakhlifu-istikhlafan. Pada ayat ini digunakan fi’il mudhori, sebenarnya bisa saja Allah Ta’ala gunakan يَسْتَخْلِفُهُم untuk menyatakan bahwa Allah akan menjadikan mereka Khalifah. Namun, dengan hikmah Allah Ta’ala menggunakan Lam dan Nun Taukid atau Penegasan sehingga lafaznya berbunyi لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ. Fungsinya untuk menghilangkan keragu-raguan, seiring tinggi keraguan seseorang maka taukid makin banyak digunakan.

Taukid/penegasan terdiri dari tiga tingkat tergantung banyaknya huruf taukid. Maka, ini penegasan Tuhan kepada kita bahwa jangan sampai kita ragu-ragu apalagi ingkar akan janji Allah Ta’ala ini.

Kita ketahui dari Kamus Al-Munjid bahwa huruf-huruf dalam bahasa Arab memiliki nilai angka tertentu. Uniknya lafadz لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ memiliki nilai angka 1305 dengan rincian sebagai berikut,  Lam : 30 , Ya : 10 , Sin : 60 , ta : 400 , Kha : 600 , Lam : 30 , Fa : 80 , Nun : 50 , Ha : 5 , Mim : 40. Jadi, totalnya adalah 1305.  Jelaslah bahwa 1305 adalah permulaan abad ke-14 yakni pasti seorang Khalifah Allah dan Mujadid yang akbar akan muncul pada awal abad ke-14. Bila kita konversikan 1305 Hijriah kedalam tahun Masehi, maka menjadi 19 September 1887 – 7 September 1888 Masehi. Sungguh luar biasa dan agungnya rahasia Tuhan Yang Maha Kuasa bahwa tahun-tahun tersebut  adalah zaman pelayanan Hd. Mirza Ghulam Ahmad as.

Pada tahun 1882, beliau menerima wahyu kemujadidan yakni:

 قُلْ اِنِّى اُمِرْتُ وَ اَنَا اَوَّلُ الْمُؤْمِنِيْنَ

Pada tahun 1883, beliau biasa disebut Nabi misalnya wahyuدنییا میں ایک نذیر آیا دنیا میں ایک نبی آیا  yakni telah datang seorang pemberi ingat kedunia, telah datang seorang Nabi ke dunia. Adapun beliau menerima salah satu wahyu pengutusan pada 30 Desember 1884 yang berbunyi:

اِنِّى فَضَّلْتُكَ عَلَى الْعَالَمِيْنَ قُلْ اُرْسِلْتُ اِلَيْكُمْ جَمِيْعًا
Artinya: “Aku telah mengistimewakan kamu diatas semua orang. Katakanlah, aku diutus untuk kamu sekalian.”**

Pada Agustus 1888, beliau menerima wahyu sebagai berikut:

يُصَلُّوْنَ عَلَيْكَ صُلَحَاءُ الْعَرَبِ وَ اَبْدَالُ الشَّامِ وَ تُصَلِّى عَلَيْكَ الْاَرْضُ وَ السَّمَاءُ وَيَحْمَدُكَ اللهُ عَنْ عَرْشِهِ
Artinya: “orang-orang soleh dari Arabia dan abdal dari Syiria memohonkan do’a atasmu serta bumi dan langit memohon doa atasmu dan Allah memuji kamu dari Arasy-Nya.”***

Pada tahun 1888 pula, beliau menerima wahyu untuk mendirikan sebuah bahtera (Jemaat) dan menerima bai’at orang-orang yakni:

اِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ وَاصْنَعِ الْفُلْكَ بِاَعْيُيِنَا وَ وَحْيِنَا اَلَّذِيْنَ يُبَايِعُوْنَكَ اِنَّمَا يُبَايِعُوْنَ اللهَ يَدُ اللهِ فَوْقَ اَيْدِيْهِمْ

Yang artinya: “Apabila engkau telah bertekad, maka bertwakallah kepada Allah. Dan buatlah sebuah bahtera dibawah pengawasan Kami dan wahyu Kami. Orang-orang yang berbai’at kepada engkau sesungguhnya mereka berbai’at kepada Allah. Tangan Allah berada diatas tangan mereka.”

Maka, diselenggarakanlah bai'at pertama pada tanggal 23 Maret 1889 di rumah Hd. Soofi Ahmad Jaanra di Ludhiyana. Saat itu ada 40 orang yang bai’at dan yang bai’at pertama kali adalah Hd. Al-Haj Hakim Nuruddin ra. Awalnya memang banyak sahabat yang meminta bai’at namun Hd Masih Mau’ud as tidak mau menerimanya karena belum ada perintah dari Tuhan. Beliau mau menerima bai’at setelah menerima wahyu ini.

Betapa jelas dan terangnya kepada kita rahasia Surah Ali Imran: 123 dan Al-Nur: 55 yang keduanya mendukung seorang Khalifah agung yang muncul pada abad ke-14. Inilah zaman di mana utusan Tuhan yang dijanjikan itu telah datang.

Berkenaan dengan zaman ini, Hd. Masih Mau’ud as. bersabda: “Kamu harus bersujud berulang kali sebagai tanda terimakasih kepada-Nya. Ini adalah zaman yang ditunggu-tunggu oleh nenek moyangmu dan banyak pribadi yang suci yang mendambakan zaman ini.”****

Orang-orang suci terdahulu ingin hidup sezaman dengan Al-Masih Al-Mau’ud dan Imam Mahdi, kenapa? karena mereka ingin belajar dan membantu misi beliau yakni misi seorang utusan Tuhan. Lalu, apakah kita yang hidup semasa dengan Hd Masih Mau’ud as dan para Khalifah beliau tidak merasa malu bila hanya leha-leha dan tidak membantu misi Hudhur as., sedangkan orang-orang dahulu sangat menginginkan hidup dimasa kita ini untuk membantu Hd.Masih Mau’ud as.

Hd. Masih Mau’ud as memperingatkan kita, “Setiap orang dari antara kamu yang menjadi kendur dan malas akan dilemparkan dari jema’at bagaikan sebuah barang yang kotor.” (Ajaranku cet.14, 2012 hal.14) selanjutnya beliau bersabda, “Waktu sangatlah pendek, sedangkan tugas hidupmu belum lagi selesai. Bergegas-gegaslah melangkahkan kaki karena hari sudah petang dan malam hampir tiba.” (Ajaranku, cet. 14,2012 hal. 32)

Untuk mengakhiri tulisan ini, saya akan sampaikan sebuah sabda Hd. Masih Mau’ud as yang menyentuh hati dan menimbulkan semangat perjuangan kepada diri kita:

“Mentari Islam akan naik dengan sinar sepenuhnya, sama seperti halnya sebelum ini. Namun, semua ini tidak terjadi secara tiba-tiba, sudah menjadi keharusan bahwa ini tidak akan terjadi sampai kita membuktikan kemampuan kita dengan kerja keras dan penuh pengabdian. Dengan mempersembahkan darah kehidupan kita, dengan mengorbankan ketenangan dan ketentraman kita, dengan menyambut kehinaan-kehinaan demi kemuliaan Islam. Kehidupan baru Islam menuntut pengorbanan besar dari kita. Apa pengorbanan ini? Pengorbanan ini adalah hidup kita.” (Kemenangan Islam, cet.11, 1993, hal.19)

__________
* "Sesungguhnya Allah Taala senantiasa akan membangkitkan untuk umat ini, pada setiap akhir abad (awal abad baru) seorang yang akan men-tajdid agamanya." (Sunan Abu Daud no. 4291)
** Surat tanggal 30 Desember 1884; Al-Hakam, vol.19, no. 3, 21 Januari 1915, hal. 3, Tadhkirah cet.1, tahun 2014, hal. 113
*** Surat Agustus 1888; Al-Hakam, vol. 5, no. 32, 31 Agustus 1901, hal. 6, kol. 2, Tadhkirah cet. 1, tahun 2014 hal. 149
**** Kemenangan Islam, cet. II, tahun 1993, hal. 11

Post a Comment

0 Comments