Konspirasi Dunia vs Rencana Allah Ta’ala




Oleh: Mln. Bilal Ahmad Bonyan


Tulisan ini bermula dari pertanyaan seorang jemaah berkaitan dengan pandemik virus corona atau covid-19. Sebuah pertanyaan yang mengganjal dipikiran banyak orang, yaitu apakah covid-19 ini merupakan ‘ulah’ negara/kelompok tertentu atau yang sering disebut dengan konspirasi?

Apabila kita menelusuri dengan ‘search engine’ kata konspirasi diinternet, maka akan didapati banyak tautan, salah satunya yang berkaitan dengan pandemik covid-19. Apabila tidak dianalisa dan dipahami dengan cermat, informasi yang bermunculan dapat menyesatkan banyak orang. Dan, memang tidak mudah bagi masyarakat awam untuk mengetahui suatu peristiwa terjadi secara alami atau ada campur tangan manusia di dalamnya. Apalagi, yang berhubungan dengan virus, makhluk super mini yang tidak bisa dilihat dengan sembarang alat.

1. Konspirasi yang Tertulis dalam Kitab Suci
Sebuah konspirasi tidak mudah untuk dibuktikan ketika peristiwanya sedang terjadi. Bahkan sebagian orang beranggapan bahwa teori konspirasi hanya merupakan cara untuk mencari ‘kambing hitam’ dari sebuah peristiwa. Tetapi di dalam sejarah kita dapat menemukan sebuah konspirasi yang benar-benar terjadi bahkan ‘termaktub’ di dalam kitab suci. Allah Ta’ala berfirman :

“wamakaruu wamakarallahu wallahu khoirul maakiriin” (QS. Ali-Imran : 54)

“Mereka membuat rencana dan Allah pun membuat rencana, dan Allah sebaik-baik pembuat rencana” 

Ayat ini merupakan pembuka yang menjelaskan mengenai konspirasi para pemuka agama yahudi di zaman itu untuk membunuh nabi isa as. melalui hukuman salib. Tetapi, di dalam peristiwa yang sama Allah swt pun memiliki rencana dengan nabi Isa as. yaitu menyempurnakan tanda yang diminta oleh mereka para ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Nabi Isa bersabda:
   
“Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab, seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga anak manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam.” Matius 12 : 39-40

Nabi Isa as. berserah diri dengan rencana Allah Ta’ala. Dan itu tercurah dalam doa-doa beliau as. di Taman Getsemani sebelum konspirasi itu dijalankan. Akhirnya, beliau menjalani penderitaan sebagaimana konspirasi yang direncanakan oleh para pemuka yahudi dan juga rencana Allah swt. 

Allah Ta’ala Yang Maha Melihat dan Maha Mengetahui hal yang ghaib bersaksi bahwa konspirasi para pemuka Yahudi telah gagal mencapai tujuannya. Dia berfirman: 

“wa qaulihim innaa qotalnal-masiiha ‘iisabna maryama rasuulallaah wamaa qotaluuhu wamaa sholabuuhu walaakin syubbiha lahum, wainnal-ladziinakh-talafuu fiihi lafii syakkin-minhu, maa lahum bihi min ‘ilmin illaat-tibaa’azh-zhonni, wamaa qotaluuhu yaqiinan” (QS. Annisa: 157)

“Dan ucapan mereka: ‘Sesungguhnya kami telah membunuh al-Masih Ibnu Maryam, Rasul Allah, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, akan tetapi diserupakan kepada mereka, dan sesungguhnya orang-orang yang berselisih dalam hal ini pasti ada dalam keraguan mengenainya, mereka tidak memiliki pengetahuan tentang ini, melainkan hanya mengikuti dugaan, dan mereka tidak membunuhnya dengan yakin.”

Mengapa difirmankan ‘tidak membunuhnya’? Konspirasi untuk menghinakan nabi Isa dengan cara dibunuh melalui palang salib tidak berhasil, karena nabi Isa as. tetap hidup dengan keadaannya “subbiha” atau diserupakan seperti orang yang sudah meninggal. 

Firman Allah Ta’ala ‘wamaa qotaluuhu yakiinan’ atau ‘dan mereka tidak membunuhnya dengan yakin’ terbukti dari tindakan tentara romawi yang menikam lambung nabi Isa as. untuk meyakinkan ‘zhon’ atau dugaan mereka bahwa beliau as. sudah meninggal. 

Sedangkan, dua orang pencuri yang disalib bersamaan dengan nabi Isa as. dipatahkan kedua kakinya, itulah akhir pelaksanaan hukuman salib. Tetapi kedua kaki nabi Isa as. tidak dipatahkan.

Dan, tentunya hukuman mati yang gagal membuat si terhukum meninggal dunia oleh hukuman tersebut, baginya itu tidak dikatakan hukuman mati. Demikian pula, hukuman salib yang merupakan hukuman mati paling sadis (wikipedia), tetapi jika ada orang yang tetap hidup setelah menjalani siksaan dan penyaliban, maka baginya boleh dikatakan bahwa dia tidak disalib. Demikianlah hikmah ‘wamaa sholabuuhu’. 

Banyak contoh dalam kehidupan di zaman modern ini berkenaan dengan orang-orang yang divonis hukaman mati, tetapi setelah eksekusi mereka masih tetap hidup (liputan6.com).     

Apakah konspirasi para pemuka agama yahudi itu berhasil ? tidak, karena mereka gagal membunuh nabi Isa as. dan kondisi beliau as. di dalam kuburan yang berbentuk goa sama seperti kondisi nabi Yunus di perut ikan, tiga hari tiga malam dan dalam keadaan hidup lalu keluar bertemu dengan para sahabatnya. Jadi, rencana Allah swt yang berhasil. Ini menjadi penghibur bagi setiap hamba-Nya bahwa tidak ada sesuatu pun terjadi di dunia ini tanpa pengawasan Allah Ta’ala, dan rencana-Nya lah yang akan unggul pada akhirnya. 

2. Teori Konspirasi dan Realitas yang Terjadi
Demikian pula dengan wabah yang levelnya sudah pandemik seperti covid-19 ini. Tidak sedikit orang yang mengatakan bahwa ini merupakan konspirasi negara/kelompok tertentu. Mulai dari teori ‘senjata biologis’ yang membuat negara-negara saling tuduh bahwa negara ‘A’ telah membawa virus corona ini sebagai senjata biologis pemusnah massal (liputan6.com). 

Ada juga  teori ‘economic big restart’, yang bertujuannya untuk meraih keuntungan duniawi semata, baik itu kekuasaan ekonomi atau pun pengaruh politik. Penyebaran virus corona bukanlah akhir  dari konspirasi ini melainkan hanya sebagai kunci pembuka pintu agar dunia masuk ke dalam krisis ekonomi yang lebih dalam (kompasiana, astronacci) . 

Realitas yang terjadi, banyak negara yang secara ekonomi tidak siap menghadapi kondisi ini. Ekonomi dibanyak negara meluncur tajam karena menerapkan ‘lockdown’. Di satu sisi, mereka harus melindungi rakyat dari wabah ini, disisi lain negara memerlukan alat tes, obat dan ADP yang tidak sedikit untuk tenaga medis. 

Lebih dari 100 negara yang telah mengajukan bantuan kepada IMF atau pun kepada World Bank (liputan6.com). Dan untuk memenuhi permohonan bantuan berupa pinjaman, IMF telah menyediakan lebih dari US$ 1 Triliun atau sekitar Rp. 17.000 Triliun. Kekhawatiran tidak berhenti sampai disitu, kegiatan ekonomi mulai melambat dan akhirnya banyak pemilik saham yang menjual sahamnya. 

Untuk menyelamatkan ekonomi, negara yang tidak memiliki cadangan devisa yang cukup, terpaksa harus berhutang. Apa yang akan terjadi? para pemilik modal besar mulai membeli saham perusahaan-perusahaan strategis disetiap negara (kompas.com), atau mereka pun membeli Surat Hutang Negara (cnbcindonesia). 

Dan, setelah pandemic ini berakhir yang belum tahu sampai kapan, negara negara tersebut masih memerlukan modal untuk membangun kembali ekonomi mereka yang koleps. Dan berhutang kepada lembaga lembaga pendonor menjadi solusi yang tidak bisa dielakan.  

Tanpa bermaksud membenarkan bahwa wabah ini merupakan sebuah konspirasi, baik “senjata biologis” maupun “economic big restart”, kedua-duanya saat ini sudah memakan korban jiwa dan juga kejatuhan ekonomi sebagian besar negara di dunia. Kondisi ini menjadi pelajaran dan peringatan yang sangat berharga bagi kita dan anak keturunan di masa yang akan datang. 

Senjata apa pun bentuknya, hanya akan mendatangkan kehancuran apabila disalahgunakan. Keserakahan dalam kekayaan dunia, akan menghilangkan sisi kemanusiaan kita, berbagai cara dilakukan untuk meraup keuntungan yang sebesar-besarnya. Ajaran agama tidak lagi diindahkan. 

3. Riba dan Perang dengan Allah Ta’ala
Riba atau bunga uang merupakan ciri sudah mulai lunturnya sisi kemanusiaan kita. Sistem ini sangat berbahaya dan merugikan banyak orang dan negara. Terkadang, tidak segan-segan menciptakan perang, krisis ekonomi bahkan menebar wabah penyakit, yang akhirnya dunia tidak lepas dari sistem ini. 

Untuk itulah Allah Ta’ala sangat keras dalam mengingatkan umat manusia mengenai bahaya sistem ini. Mulai dari zaman syariat nabi Musa as. hingga syariat yang dibawa oleh nabi Muhammad saw. Dia berfirman:  

“Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang dari umat-Ku, orang yang miskin diantaramu, maka janganlah engkau berlaku sebagai penagih hutang terhadap dia, janganlah kamu bebankan bunga uang kepadanya” (Keluaran 22 :  25, lihat juga, Imamat 25 : 36-37)

“Yaa ayyuhal-ladziina aamanut-taqullaaha wadzaruu maabaqiya minar-ribaa inkuntum mu’miniin. Fainn lam taf’aluu fa’dzanuu biharbim-minallaahi warosuulihii..” (QS. Al-Baqarah : 278-279)

“Hai orang-orang yang beriman, takutlah kepada Allah dan tinggalkanlah yang masih tersisa dari riba jika kamu benar benar orang yang beriman. tetapi jika kamu tidak mengerjakannya maka waspadalah terhadap perang dengan Allah dan rasul-Nya...”  

Siapakah manusia yang berani berperang dengan Allah Ta’ala ? apakah manusia dapat mengalahkan Allah Ta’ala? 

4. Benih-benih Suburnya Sedekah
Allah Ta’ala telah mengumumkan pada dunia bahwa Dia akan menghapuskan riba dari dunia ini, dan sedekah-sedekah yang ‘dimanage’ dengan baik akan menjadi salah satu solusi permodalan dalam pembangunan ekonomi di masyarakat. Firman-Nya :

“Yamhaqullaahur-ribaa wayurbish-shodaqooti...” (QS. Al-Baqarah : 276)

“Allah akan menghapuskan riba dan mengembangkan sedekah-sedekah...”

Ini merupakan rencana Allah Ta’ala bahwa sistem ekonomi berdasarkan riba akan berakhir dan ditinggalkan oleh manusia. Apakah sedekah-sedekah mampu menjadi sistem yang dapat menghidupkan umat, menggantikan atau tanpa bergantung dengan sistem riba ? Pendiri Jama’ah Islam Ahmadiyah, dengan izin Allah Ta’ala telah memulai sistem ini, beliau menuliskan dalam bukunya:   

“Perjanjian Allah Ta’ala ialah bahwa Dia akan memberikan kemajuan kepada silsilah (sistem) ini, sebab itu ada harapan bahwa untuk menyiarkan Islam harta ini akan terkumpul... Dari harta ini ada juga hak anak anak yatim, orang-orang miskin, dan orang-orang yang baru masuk Islam, yang tidak mempunyai pencaharian cukup... Dibolehkan mengembangkan harta itu dengan jalan perniagaan. Janganlah menyangka bahwa ini hanya lamunan belaka, ini adalah rencana dari Dzat Yang Maha Kuasa, Yang Merajai langit dan bumi.” (Al-Wasiyyat)

Lebih dari seabad Jamaah Islam Ahmadiyah telah membuktikan bahwa menghidupkan sedekah-sedekah dan meninggalkan riba akan senantiasa mendatangkan pertolongan Allah Ta’ala. Inilah benih-benih sistem yang akan menggantikan riba atau bunga uang. 

5. Rencana Allah Ta’ala Pasti Terwujud         
Mereka yang mencari keuntungan duniawi dengan mendatangkan penderitaan kepada sesama manusia, tidak akan dibiarkan selamanya berjaya. silih berganti kerajaan, penguasa, sistem ekonomi yang bertentangan dengan rencana Allah Ta’ala. Dan sebaliknya, Dia akan memerintahkan langit dan bumi untuk mendukung setiap usaha yang sejalan dengan hukum dan rencana-Nya. Firman-Nya :

“kataballaahu la-aghlibanna ana warusulii innallaaha qowiyyun ‘aziiz” (QS. Al-Mujadilah : 21)

“Allah telah menetapkan ‘Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang’, sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa” Dan, sekali lagi kita yakini bahwa: 

“wamakaruu wamakarallahu wallahu khoirul maakiriin” (QS. Ali-Imran : 54)

“Mereka membuat rencana dan Allah pun membuat rencana, dan Allah sebaik-baik pembuat rencana” 

Wassalaamu ‘ala man ittaba’a al-hudaa
Referensi :

1. Alquran
2. Alkitab 
3. Al-Wasiyyat, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad, Imam Mahdi dan Masih Mau’ud as.
5. https://id.m.wikipedia.org/wiki/penyaliban
13. www.cnbcindonesia.com/news/20200416111316-4-152328/as-paling-banyak-beli-surat-utang-terbesar-dalam-sejarah-ri

Post a Comment

0 Comments