Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad As, yang telah diutus oleh Allah Swt sebagai Imam Mahdi dan Masih Mau’ud (Al-Masih Yang Dijanjikan), memiliki 3 (tiga) cincin yang beberkat yang mana dua cincin yang pertama kini telah digunakan oleh Hadhrat Mirza Masroor Ahmad a.t.b.a. (Khalifatul Masih V).
Berikut adalah sejarah singkat dari ketiga cincin beberkat Hadhrat Masih Mau’ud As :
1. Cincin Alaysallaahu bikaafin ‘abdahuu
Pada bulan Juni 1876, ayah Hadhrat Masih Mau’ud As, yaitu Mirza Ghulam Murtadha, sakit sebelum akhirnya wafat. Saat itu, usia Hadhrat Masih Mau’ud As sendiri sudah mencapai 41 tahun.
Hadhrat Masih Mau’ud As bersabda:
“Ketika aku menerima wahyu dari Allah Yang Maha Kuasa tentang kewafatan ayahku, yang telah aku jelaskan, aku gelisah karena terpikir sumber pendapatan yang tersedia ketika beliau hidup, kini akan hilang dan akan menghadapi kesulitan. Kemudian, aku menerima wahyu kedua :
اَلَيْسَ اللهُ بِكَافٍ عَبْدَه
Apakah Allah tidak cukup bagi hamba-Nya?
Wahyu ini memberi kelegaan hati, hiburan dan kepuasan yang sempurna dan membuat kesan di hatiku laksana baja. Aku bersaksi Demi Allah, Pemilik Kehormatan dan Kemuliaan, yang hidupku berada di Tangan-Nya, bahwa Dia telah memperlihatkan kebenaran wahyu itu dengan suatu cara yang tak dapat aku bayangkan. Dia telah memelihara aku lebih baik dari seorang ayah memelihara puteranya.”
(Kitabul Bariyah, hal.61-62, catatan kaki)
Di dalam buku Sirat Masih Mau’ud, Hadhrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad r.a. (Khalifatul Masih II & Mushlih Mau’ud) menulis tentang sejarah pertama kalinya wahyu tersebut diukir pada sebuah mata cincin dengan mengutip sabda Hadhrat Masih Mau’ud As bahwa:
“Aku memanggil seorang yang beragama Hindu, yang merupakan penduduk Qadian, bernama Malawa Mal yang hingga kini masih hidup, dan menceritakan semua kejadian itu kepadanya. Lalu aku serahkan tulisan ilham tersebut kepadanya dan menyuruhnya pergi ke Amritsar untuk meminta tolong Hakim Maulwi Muhammad Syarif Kalanauri untuk mengukirkan ilham tersebut pada sebuah mata cincin berupa stempel (cap).
Untuk menyelesaikan urusan ini aku sengaja memilih orang Hindu supaya ia menjadi saksi tentang khabar ghaib tersebut. Maka cincin cap itu diselesaikan oleh Maulwi tersebut dengan harga 5 (lima) rupees, kemudian oleh Malawa Mal diserahkan padaku.”
2. Cincin Maula Bas
Hadhrat Masih Mau’ud As bersabda:
Seorang pamanku telah meninggal beberapa waktu lalu. Aku melihatnya dalam mimpi, dan bertanya kepadanya tentang keadaan di akhirat, bagaimana caranya seseorang meninggal dan apa yang terjadi disana.
Beliau menjawab: Jika saat manusia telah sampai, terjadi peristiwa aneh. Dua malaikat berpakaian putih muncul dan berkata:
مولا بس – مولا بس
Maula Bas ; Maula Bas
Tuhan cukuplah ; Tuhan cukuplah
Kemudian, Hadhrat Masih Mau’ud As menambahkan:
Memang, bila seorang yang berguna akan pergi, ucapan yang tepat ialah مولا بس - Maula Bas (Tuhan cukuplah).
Lalu kedua malaikat itu mendekat dan menempatkan dua jari di luar hidung, sambil berseru:
اے روح ! حس راہ سے آئ تھی اسی راہ سے واپس نکل آ-
Ae ruh ! Jis rah se ai thi usi rah se wapas nikal a
Hai ruh, keluarlah menurut cara ketika kamu masuk.
Hadhrat Masih Mau’ud As bersabda:
"Hukum alam menunjukan bahwa ruh memasuki tubuh melalui hidung dan keluar juga melalui jalan yang sama.
Taurat juga menguatkan bahwa ruh dihembuskan ke dalam tubuh melalui cuping hidung.
Alam akhirat adalah dunia misteri yang tidak akan pernah bisa sepenuhnya dipahami dalam hidup ini." (Al-Hakam,vol.9, no.43, 10 Desember 1905, hal.3)
Syed Abdul Hayee mengatakan:
"Hadhrat Masih Mau’ud As membuat 3 (tiga) buah cincin, salah satunya adalah ukiran مولا بس - Maula Bas (Tuhan cukuplah),...
Setelah kewafatan Hadhrat Masih Mau’ud As, cincin ini diwariskan kepada putera beliau As, yaitu Hadhrat Mirza Syarif Ahmad r.a. dan saat ini digunakan oleh Hadhrat Mirza Masroor Ahmad a.t.b.a. (Khalifatul Masih V)."
3. Cincin Udzkur ni’matiyallatii an’amtu ‘alaika ghorostu laka biyadii rohmatii wa qudrotii
Hadhrat Masih Mau’ud As menerima wahyu dari Allah Swt:
اُذْكُرْ نِعْمَتِيَ الَّتِيْ اَنْعَمتُ عَلَيْكَ غَرَسْتُ لَكَ بِيَدِيْ رَحْمَتِيْ وَقُدْرَتِيْ
Ingatlah Kurnia-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu. Aku telah tanamkan Rahmat-Ku, Kekuasaan-Ku dengan Tangan-Ku Sendiri, untuk kamu.
Cincin Hadhrat Masih Mau’ud As, yang diterima oleh Hadhrat Mirza Bashir Ahmad r.a. setelah kewafatan Hadhrat Masih Mau’ud As, telah dinyatakan dalam wahyu ini... Tertulis tahun 1301 H.
(Tadhkirah Edisi Bahasa Indonesia, hal.481; catatan kaki)

0 Comments