Oleh: Mln. Mubarak Ahmad
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرّاً ثُمَّ يَكُونُ حُطَاماً وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan pengisi waktu dan perhiasan dan saling berbangga di antara kamu, dan bersaing dalam banyaknya harta dan anak. Kehidupan ini seperti hujan, tanaman-tanamannya mengagumkan para pananamnya, kemudian tanaman itu bergerak dan engkau melihatnya menjadi kuning ; lalu menjadi hancur. Dan di akhirat ada azab sangat keras dan ada ampunan dan keridhaan dari Allah. Dan tidak lain kehidupan di dunia ini melainkan kesenangan sementara yang menipu.” (Al-Hadid, 57 : 20)
Dalam Firman Ilahi ini jelas bahwa kehidupan dunia yang kita tempati hanyalah permainan dan pengisi waktu. Gambaran Ilahi ini bukanlah maksudnya meremehkan kehidupan dunia ini. Akan tetapi, sebagai satu perumpamaan kepada kita agar jangan sampai kita menyangkutkan hati kita hanya kepada kenikmatan dunia yang sifatnya hanya sementara. Apalagi, terlalu seriusnya sehingga beranggapan kehidupan dunia menjadi paling utama, padahal kehidupan dunia ini adalah bersifat sementara.
Di dalam salah satu hadis Rasulullah saw, dunia ini digambarkan seperti atau laksana seorang musafir yang beristirahat di sebuah pohon kayu besar yang rindang, ia hanya sekedar berteduh untuk melepaskan lelah dari terik panas matahari. Kemudian, sang musafir itu akan meneruskan perjalanan ketempat yang dituju.
Dalam perjalanan itu, sang musafir tersebut akan melihat keindahan alam, bertemu dengan berbagai hal yang mengagumkan dan mempesona hatinya. Namun, hal itu jangan sampai ia terpedaya dengan kenikmatan yang dilihatnya itu sehingga ia lupa kepada tempat yang akan ditujunya, yaitu akhirat yang jauh lebih nikmat, lebih indah dan sangat mengagumkan.
Sebagaimana Ilahi telah berfirman di dalam Al-Qur’an Karim;
وَمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
"Dan tidaklah kehidupan di dunia ini melainkan pengisi waktu dan permainan. Dan sesungguhnya rumah di akhirat itulah kehidupan yang hakiki andaikata mereka mengetahui!" (Al-Ankabut, 29 : 60)
Hidup tanpa menanggung jerih paya dan kesusahan demi suatu tujuan agung, dan tanpa pengorbanan-pengorbanan sebagai bakti kepada Tuhan, adalah “hanya pelengah waktu dan permainan”; suatu keadaan yang tidak berguna dan tidak bertujuan. Kehidupan yang padat tujuan ialah yang ditempuh demi mencapai tujuan agung serta mulia, dan untuk mengadakan persiapan guna kehidupan yang kekal abadi, yang untuk kehidupan itu Tuhan telah menciptakan manusia.
Dunia adalah ibarat panggung sandiwara, tempat bermain dan bersenda gurau. Kita sebagai manusia adalah merupakan lakonnya/pemeran utama. Manusia boleh sepuas-puasnya di dunia ini sampai layar ditutup. Apabila layar sudah ditutup maka terhentilah permainan di dunia. Adapun, yang menentukan baik-buruknya adalah sang Ilahi dan rasul-rasulnya sebagai teladan indah dalam bermain.
SETIAP PERMAINAN ADA ATURANNYA
Setiap permainan pasti ada aturannya dan ada yang mengatur:
Main bola ada aturannya => diatur oleh wasit
Main mobil ada aturannya => diatur oleh rambu-rambu lal lintas atau polisi
Main uang ada aturnya => diatur bank atau akuntan
Main buku ada aturannya => diatur dengan tata buku
Main kota ada aturannya => diatur oleh tata kota
Main bangunan ada aturannya => diatur oleh arsitek
Main sekolah ada aturannya => diatur oleh kepala sekolah
Main kelas ada aturannya => diatur oleh ketua kelas
Kita boleh main harta, tetapi ada aturannya. Carilah harta yang halal sebanyak-banyaknya. Kita yang mengatur harta, bukan kita diatur harta. Makanya keluarkan pengorbanannya untuk Zakat, Sedekah, Infak candah dll sebagai bekal hidup akhirat.
Kita boleh main tahta tetapi ada aturannya, yakni harus melalui prosedur atau aturan yang berlaku. Maka, tatanan yang ada akan aman sentosa. Jangan menghalalkan segala cara.
Intinya setiap yang diatur itu akan indah, kembang diatur akan indah, rumah diatur akan indah, sekolah diatur akan indah, kelas diatur akan indah.
Setiap yang diatur itu akan indah, maka dari itu ikuti perintah Ilahi dan Rasul-Nya. Jalankan intruksi pimpinan kita, maka hidup dan kehidupan akan menjadi indah, Meraih Tujuanpun dicapai dengan terus indah.
SETIAP INSAN MENGHADAPI PERMAINAN HIDUP DI DUNIA
Dalam menghadapi dan menanggapi kehidupan didunia ini ada 3 gambaran kehidupan:
1. MENJADIKAN DUNIA INI SEBAGAI TUJUAN HIDUP
Coba simak do’a ini:
فَمِنَ النَّاسِ مَن يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا وَمَا لَهُ فِي الآخِرَةِ مِنْ خَلاَقٍ
Dan di antara manusia ada yang berkata, “Ya Tuhan kami, anugerahilah kami kesenangan di dunia ini dan tiada bagi orang itu mendapati bagian di akhirat. (Al-Baqarah, 2 : 200)
Orang yang seperti ini, nafasnya yang turun-naik hanya memikirkan dan memburu kenikmatan kekayaan di dunia ini saja. Mencari kekayaan, kemegahan, kedudukan, kekuasaan, popularitas, kepemimpinan. Hidupnya hanya semata-mata untuk memuaskan bahwa ambisi dan hawa nafsunya harus dikejar, walaupun dengan cara curang, bahkan menghalalkan segala cara, orang seperti ini tidak mengikuti aturan dan tak mau diatur, dalam Islam kafir namanya
2. MENADIKAN DUNIA INI SEBAGAI PENJARA HIDUP
Orang yang seperti ini tidak mau tahu dengan nikmat yang ada di dunia ini. Seluruh hidupnya dipusatkannya untuk beribadah dan beramal secara non stop, bahkan sampai-sampai tidak ada tempat untuk bergaul dengan anak-istri, bertetangga, bermasyarakat. Dunia ini ibarat penjara hidup, beragama tetapi menentang fitrah dan kufur nikmat.
Sebagaimana Ilahi berfirman:
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاء وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللّهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
"Ditampakkan indah bagi manusia kecintaan terhadap segala yang menarik, yakni, perempuan dan anak laki-laki dan kekayaan yang berlimpah berupa emas dan perak, dan kuda pilihan dan ternak dan sawah ladang. Yang demikian adalah perlengkapan hidup di dunia, dan Allah swt., di sisi-Nya tempat kembali yang baik." (Ali-Imran, 3 : 14)
Islam tidak melarang mempergunakan atau mencari barang-barang baik dari dunia ini, tetapi, tentu saja Islam mencela mereka yang menyibukkan diri dalam urusan duniawi dan menjadikannya satu-satunya tujuan hidup mereka.
Dengan demikian jelas bahwa orang yang menjauhkan diri dari kehidupan dunia adalah bertentangan dengan ajaran-ajaran agama yang sebenarnya. Kita tidak dilarang untuk menikmati kehidupan dunia ini, yang penting jangan berlebih-lebihan atau hanyut dengan permainan yang sifatnya sementara.
3. MENJADIKAN DUNIA INI SEBAGAI KEBUN AKHIRAT
Yakni, ia menerima kesenangan dan kenikmatan untuk mencari kehidupan yang indah di dunia, supaya pemikirannya tenang, kedudukannya teguh dan jasmaninya sehat serta segar untuk beribadah. Tetapi yang menjadi tujuan pokok hidupnya ialah keikmatan kehidupan di akhirat yang kekal abadi, yang hidup dengan penuh keseimbangan.
Orang seperti ini cinta alam tetapi cinta pula pada sang pencipta alam, Ilahi yang maha Rabb. Menikmati santapan jasmani tetapi meraih juga santapan ruhani. Cinta dunia tetapi tak luput dari cinta akhirat.
Sesuai dengan Firman Ilahi:
وِمِنْهُم مَّن يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Dan di antara mereka ada yang mengatakan, “Ya Tuhan kami, berilah kami segala yang baik di dunia dan segala yang baik di akhirat, dan hindarkanlah kami dari azab Api”. (Al-Baqarah, 2 : 201)
Ayat ini menyebut golongan orang dengan upaya-upaya dan hasrat-hasratnya tidak hanya terbatas pada dunia ini. Mereka mencari segala yang baik dari dunia ini dan pula segala yang baik dari alam ukhrawi. Hasanah berarti pula sukses. Doa ini sangat padat dan Rasulullah saw amat sering mempergunakannya (Muslim).
Orang seperti ini mencari kehidupan dunia adalah sebagai investasi atau bekal guna kehidupan akhirat.
PILIHAN BAGI ORANG YANG BERIMAN => Dari ketiga pandangan ini, maka pilihan seorang mukmin tidak lain adalah pilihan hidup yang ketiga. Yakni menjadikan dunia ini sebagai kebun akhirat. Sehingga maghfirah dan ridho Ilahi senantiasa diraih, Allahumma Aamiin

0 Comments